Infinite Dendrogram v1 c4 p1 Bahasa Indonesia


Ibukota Altea, Paladin Ray Starling

Setelah melarikan diri dari alun-alun air mancur, kami tiba di jalan utama, sebuah lokasi dimana kamu dapat melihat toko sejauh mata memandang.

“Baiklah, seperti yang kita diskusikan sebelumnya, aku ingin kita menjadi lebih kuat. Cara terbaik yang dapat dilakukan adalah leveling di tempat perburuan di sekitar Ibukota, tapi saat ini kita tidak dapat melakukan hal itu.”

“Memang, orang-orang itu masih membunuh player lain.”

Dalam rangka untuk membalas dendam kepada PK bullet dari Noz Forest, Aku harus naik level. Namun, selama pada kelompok PK masih bergerak dari balik layar, aku akan segera dibunuh oleh mereka setelah meninggalkan kota.

“Itulah sebabnya kita akan pergi ke tempat perburuan yang diceritakan oleh kakakku, tepat terakhir yang tersisa di Ibukota.”

“Tomb Labyrinth, kan?”

“Ya.”

Tomb Labyrinth

Itu adalah satu-satunya tempat perburuan di area ini yang terletak di dalam kota. Identitas tempat itu yang sebenarnya adalah dungeon labirin raksasa yang membentang di bawah tanah, wilayah kuburan bawah tanah Ibukota. Melengkapi apa yang dikatakan kakakku, wiki strategi yang kuperiksa saat aku masih terkena penalti kematian mengatakan beberapa hal tentang Tomb Labyrinth, yaitu:

Pertama – itu adalah sebuah dungeon bawah tanah dimana aspek dan monster yang menghuni tempat itu akan berganti setiap lima lantai.

Kedua – Semakin dalam kami memasuki dungeon itu, monster yang muncul juga akan semakin kuat.

Ketiga – Setelah menuruni puluhan lantai, player akan bertemu dengan banyak monster kelas boss, monster yang memiliki lebih kuat dibandingkan dengan “Demi-Dragon Worm” .

Keempat – Sebaliknya, monster yang ada di tingkat atas tergolong lemah, memiliki tingkat kekuatan yang sama dengan monster yang muncul di sekitar Ibukota.

Kelima – Berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh relawan wiki, saat ini mereka telah mengonfirmasi bahwa ada 45 lantai di dungeon itu.

Poin keempat adalah hal yang paling penting. Jika mereka hanya bergerak di lantai atas Tomb Labyrinth, bahkan seorang player pemula seperti kami dapat melakukan leveling disana; selain itu, kita tidak perlu khawatir dengan adanya PK.

“Biasanya, tempat seperti itu akan di serbu oleh para pemula, tapi… kurasa tidak seperti itu.”

“Ya, hampir tidak ada pemula yang dapat masuk kesana.”

“….. Hidup yang berat, huh.”

“Memang.”

Saat kamu mengingat alasan kenapa para pemula tidak dapat memasuki dungeon itu, Nemesis dan aku menghela nafas.

***

Aku memutuskan untuk menaikan level di Tomb Labyrinth. Tapi pertama-tama, aku harus memperoleh item tertentu untuk melakukan hal itu, jadi aku berkeliling untuk mencari toko yang telah dikatakan oleh kakakku; akhirnya, diantara semua toko yang ada di jalan utama, aku berhasil menemukan toko yang dimaksud dan segera memasukinya.

“Selamat datang!”

Seseorang yang tampaknya adalah penjaga toko sedang duduk di belakang kasir. Karena mereka memakai kerudung, bukan hanya aku tidak dapat membedakan apakah mereka adalah Master atau tian, tetapi aku juga tidak bisa mengetahui jenis kelamin yang mereka miliki.

“…… Sepertinya kita masuk ke toko yang mencurigakan, Master.”

Di dalam toko itu terdapat equipment seperti pedang dan Armor, item penyembuh, dan terakhir rak dan lemari kaca yang dihiasi oleh banyak aksesoris. Bahkan barang paling murah yang ada di sini memiliki harga lebih dari 10000 lir. Sebagai toko barang bekas, kelihatannya toko ini menjual barang-barang langka yang di jual oleh para Master.

Menurut kakakku, kelihatannya aku perlu membeli item tertentu dari sini supaya aku dapat menjelajahi Tomb Labyrinth.

“Tolong, sebuah “Izin Penjelajahan Tomb Labyrinth” .”

Aku mengatakan nama dari item yang kuinginkan kepada penjaga toko.

Beberapa saat kemudian, mereka mengambilkan item yang diminta — sesuatu yang mirip dengan medali — dari rak yang ada di dalam toko. Menampilkan nama “Izin Penjelajahan Tomb Labyrinth” , kelihatannya item ini sangat di butuhkan untuk masuk kedalam dungeon itu. Selain itu, aku mendengar bahwa benda ini hanya berefek pada orang yang memilikinya.

Satu-satunya cara untuk memperoleh benda ini secara resmi adalah dari random drop yang didapat dari kotak harta milik monster boss, atau melalui hadiah dari sebuah quest dengan tingkat “Kesulitan: Tiga” yang di keluarkan oleh kerajaan secara berkala.

Namun untuk mendapatkannya, kamu tidak perlu mengalahkan monster boss sendirian atau menyelesaikan quest yang bersangkutan, karena mereka sering kali dijual setelah didapatkan, tidak masalah bagi seorang player dengan hanya membelinya. Namun, jika seseorang memilih pilihan itu, mereka harus berurusan dengan masalah terbesar….. harga item tersebut.

“Harganya adalah 100.000 lir, wahai pelanggan.”

Benar, “Izin Penjelajahan Tomb Labyrinth” adalah sebuah item sangat mahal dengan harga mencapai 100.000 lir di pasaran.

Tingkat atas dari Tomb Labyrinth memang dapat di gunakan sebagai tempat leveling bagi para pemula. Tapi uang permulaan yang di miliki para pemula hanya 5000 lir — tidak mungkin mereka bisa mendapatkan item semahal itu. Hasilnya, meskipun dungeon itu memiliki tempat leveling yang cocok untuk para pemula, dungeon itu tidak akan pernah dapat di gunakan sebagai tempat leveling oleh mereka. Mengingat bahwa aku juga merupakan seorang pemula, hal seperti itu biasanya juga tidak mungkin bisa ku capai, tapi…..

“ini dia.”

“Terima kasih~”

Aku dapat membayar harga 100.000 lir itu. Yah, kamu tahu, aku masih memiliki sisa 200.000 lir setelah menjual “Full Body Armor” , sebuah item yang di jatuhkan oleh “Demi-Dragon Worm” . Aku takut jika jumlah sebesar ini akan jatuh secara acak pada saat insiden PK itu, tapi untungnya aku tidak kehilangan jumlah yang besar. Berkat itu, aku dapat memperoleh “Izin” ku.

“Kelabang itu, bahkan setelah mati dia masih dapat berguna dengan cara yang berbeda.”

“…. Setuju.”

Seperti bagaimana monster itu membantuku mencapai persyaratan untuk mengambil job “Paladin” dan menyiapkan dana yang dibutuhkan untuk membeli item ini. Jika aku tidak mengalahkannya, aku tidak akan bisa melakukan banyak hal. Aku benar-benar sangat berterimakasih kepadanya — tapi bukan sampai pada titik aku menyesal telah membunuhnya, karena monster itu telah menyerang Miliane dan hampir membunuhku. Sejak awal, hanya dengan memikirkan berapa banyak uang yang telah hilang karena aksesoris yang hancur itu…… Aku harus berterimakasih kepada kakakku.

Lain kali, aku akan mengunjunginya di dunia nyata dan membawakan beberapa souvenir. Aku telah pindah ke Tokyo tapi tempat tinggalku yang asli juga tidak terlalu jauh dari sana.

“Yah, bagaimanapun, aku telah selesai melakukan persiapan.”

Aku telah memperoleh “Izin Penjelajahan Tomb Labyrinth” . Dompetku mungkin kesakitan karena hal itu, tapi sekarang aku dapat melakukan leveling.

“Tapi, 100.000 lir, huh?….. Memiliki uang benar-benar membawa perbedaan.”

“Kamu tahu, uang sangat di perlukan untuk hidup di peradaban.”

“Memang. Ah, ini sudah hampir waktunya makan malam. Saya ingin makan untuk menggantikan tiga hari yang telah terlewat.”

“…… Dompetku baru saja menjadi lebih tipis, jadi mari kita mencoba untuk berhemat.”

***

Benar saja, Nemesis melahap makanan dalam jumlah yang menakutkan selama makam malam. Meskipun demikian, setelah itu kami akhirnya sampai di wilayah kuburan.

Seperti yang diharapkan, alih-alih memiliki nisan bergaya jepang, kuburan disini sepenuhnya bergaya barat. Batu nisan yang tak terhitung jumlahnya berjajar di sekitar tempat ini, nama-nama almarhum serta tanggal kelahiran dan kematiannya terukir di masing-masing nisan.

Lalu, aku memasuki kuburan itu dan mulai berjalan menuju pintu masuk dungeon.

“…….. Whoa.”

Berada di kuburan asing bergaya barat — dan terlebih lagi di malam hari — terasa cukup menakutkan.

Ah, oh sial.

Memikirkan hal seperti itu hanya akan membuat Nemesis mengejek….ku?

“Nemesis?”

“……………”

Dia tidak menunjukkan reaksi.

Wajahnya benar-benar datar — atau lebih tepatnya, dia tampaknya berusaha keras untuk menghapus perasaan yang saat ini dia rasakan dari wajahnya. Hm, sejak kami melakukan pertarungan pertama sampai kembalinya aku setelah penalti, aku penasaran apakah dia menguatkan dirinya karena hal itu.

“Nemesis.”

“…….Ada-apa?”

Nemesis menggerakkan mulutnya dengan canggung seperti boneka tua, seakan-akan itu akan mengeluarkan suara berderit.

“….. nah, tidak ada apa-apa.”

“Be, begitu.”

….. Menguatkan dirinya? Dia terlihat seperti sangat gugup saat ini……

Aku baru saja kembali kedalam game, jadi mungkin aku harus lebih memperhatikan Nemesis hari ini. Tapi tetap saja, kuburan ini benar-benar menakutkan. Yah, tentu saja tempat ini menakutkan — ini adalah kuburan sialan yang hampir tidak memiliki pencahayaan di malam hari.

Benar, jangan lupa bahwa ini adalah Infinite Dendrogram, dimana monster ada dimana-mana. Zombie dapat muncul dari bawah batu nisan di sana dan, sambil menghamburkan dagingnya sendiri, mereka akan datang merayap ke arahku secara bergerombol. Perkembangan horor seperti itu sangat mungkin terjadi di sini.

Ah, berbicara tentang horor, ada hal yang kudengar dari kenalanku, Y-san. Beberapa waktu yang lalu, dia memiliki tugas yang harus segera di selesaikan dan melewati Kuburan Asing Yokohama di tengah malam.

“Ini sangat gelap, dan sangat menakutkan”, dia memikirkan hal itu sambil berjalan, den segera setelahnya dia mendengar suara “Hoon, Hoon” yang mirip dengan siulan yang datang dari suatu tempat.

“Eh?” adalah hal pertama yang muncul di dalam pikiran Y-san.

Kenapa?

“Kau tahu, suara itu tidak datang dari laut, tapi benar-benar datang ‘dari kuburan’”.

Meskipun ada alarm yang berdering di kepalanya dengan bunyi “Apa itu, menakutkan….”. Y-san masih sangat ingin memeriksa asal suara itu.

Ketika dia mulai berjalan kesana untuk memeriksanya, dia menyadari sesuatu.

Apa yang kamu temukan?

“Sebenarnya itu bukan suara ‘Hoon, Hoon’. Saat aku mendengarkannya dengan lebih jelas, itu mirip dengan suara angin yang melewati celah dari sesuatu yang lembut, seperti ‘Bwuu, Bwuu.’”.

Seakan di tarik oleh suara itu, Y-san mendekati sumber suara itu dengan perlahan.

Dan kemudian…..

“HENTIKAN HAL ITU!!!!!!!!!!!!”

“Uwhooooa!?”

Jantungku hampir melompat keluar dari mulutku saat Nemesis tiba-tiba berteriak.

Apa yang terjadi padanya?

“Hentikan itu….? Tapi apa? Sejak awal, dengan siapa kamu berbicara?”

“SAYA. MENGATAKAN. ITU. KEPADA. ANDA! Bisakah anda berhenti memikirkan cerita horor yang dibuat-buat seperti itu!?”

Aahh, itu benar. Semua pikiranku ditransmisikan kepadanya.

“Tapi ini bukan cerita yang dibuat-buat, Y-san mengatakan kepadaku bahwa hal itu benar-benar terjadi padanya.”

“Maka itu jauh lebih buruuuuk!!! Kenapa anda mengingat hal itu dengan nada naratif seperti ituuuuu!!!?”

Dia sangat marah.

Apakah aku melakukan sesuatu yang buruk kepadanya?

Hm?

Tapi dia marah kepadaku karena aku mengingat sebuah cerita menyeramkan, dengan kata lain……

“Apakah…. Kamu takut dengan hantu dan sejenisnya?”

“…………”

Nemesis segera terdiam dan memalingkan wajahnya.

Aku mengenai sasaran.

Dia berbicara dengan nada aneh, rakus, suka menatap rendah orang lain dan takut pada hantu. Meskipun aku telah memperdalam ikatan dengan partnerku, kelihatannya aku masih belum benar-benar memahami sifat Nemesis.

“Lalu, jika kamu takut, bukankah akan lebih baik jika kamu berubah?”

“…… Baiklah.”

Dia menggenggam tanganku dan segera berubah ke bentuk pedang panjang. Aku merasakan bahwa, entah bagaimana, sebuah aura lega tercipta di sekelilingnya. Seperti yang diduga, mengubah bentuk juga mempengaruhi kekuatan pikirannya, kurasa?

Bagaimanapun, aku mungkin telah mengatakan hal seperti itu, tapi sambil berjalan di kuburan di malam hari dan membawa sebuah pedang panjang menggunakan satu tangan, aku terlihat sangat mencurigakan. Yah, mau bagaimana lagi. Aku hanya harus mencapai pintu masuk sebelum dituduh telah melakukan suatu kejahatan.

***

Setelah berjalan sekitar 10 menit, aku sekarang sudah sampai di depan pintu masuk Tomb Labyrinth. Wilayah kuburan ini cukup luas, kamu tahu? Yah, karena labyrinth-nya benar-benar berada di bawah tanah, aku percaya bahwa itu adalah hal yang wajar. Juga, karena kami saat ini berada di depan dungeon, tidak ada seorangpun yang menegurku meskipun aku membawa sebuah senjata.

Pintu masuk Tomb Labyrinth adalah sebuah gerbang kuat yang terbuat dari batu. Kebetulan, sepertinya tidak ada satupun monster yang pernah meloloskan diri dari dalam dungeon ke dunia luar.

Seorang prajurit berdiri dengan tegap di sisi gerbang. Aku mungkin harus menunjukkan “Izin” ku; sebelum aku datang kesini, aku telah menuliskan namaku dengan benar di atasnya. Dengan melakukan hal itu, “Izin” ini sekarang dapat digunakan untuk mengizinkanku memasuki dungeon — dan sudah terikat untuk penggunaan pribadiku: karena itu, item ini sudah tidak dapat dijual lagi, tapi itu tidak masalah.

“Apakah anda adalah seorang Master yang ingin menjelajahi Tomb Labyrinth? Untuk melakukan hal itu, kami mengharuskan anda memiliki “Izin Penjelajahan Tomb Labyrinth” .”

Aku mencari barang itu menggunakan tangan kiriku dan, ketika aku hendak mengambil izin itu……

“Ya ampun? Anda adalah seorang “Paladin-sama” , kan? Kalau begitu jangan khawatir, silahkan masuk.”

Penjaga itu mengatakan hal itu dan menyingkir dari depan gerbang, tanpa sedikitpun melirik izin yang kumiliki.

………… Huh?

“… Bagaimana dengan “Izin Penjelajahan Tomb Labyrinth” nya?”

“Seorang “Paladin” tidak membutuhkan hal itu.”

… Seriusan?

“Kita baru saja menyia-nyiakan… 100.000 lir.”

“Aarghh…”

Aku jatuh berlutut di kuburan. Lutut yang bahkan tidak menekuk setelah aku mengalami penalti kematian… saat ini akhirnya menyerah.

Kejutan itu terlalu besar bagiku.

Sungguh, itu hanya terlalu mengejutkan bagiku. Sekitar tiga puluh kali lebih mengejutkan dari pada saat aku sedang memainkan sebuah game retro tertentu, ketika pedang besi yang telah kubeli, setelah mengumpulkan uang mati-matian, muncul dari dalam kotak harta karun beberapa saat kemudian.

Mengubahnya ke mata uang jepang, itu berarti aku baru saja kehilangan 1 juta yen…..

Jika saja kakak beruangku mengatakan hal ini kepadaku…. Tidak, dia mungkin juga tidak mengetahui hal ini karena dia bukanlah seorang “Paladin” .

“A-apakah anda baik-baik saja?”

Melihatku yang sedang berlutut di tanah karena terkejut, prajurit itu bertanya kepadaku dengan khawatir.

“Saya paham bahwa anda terkejut, tapi bahkan jika anda tetap berlutut disini, tidak akan ada apapun yang berubah.”

“…… Itu, benar.”

Aku kemudian berdiri.

Semangatlah! Aku akan menantang dungeon ini dengan tujuan untuk mengembalikan kerugianku!

“Jadi, tidak masalah jika aku langsung masuk, kan?”

“Y-ya. Tolong berhati-hatilah.”

Saat prajurit itu merapalkan beberapa mantra, gerbang itu terbuka, sisi lain dari gerbang itu cukup jelas — di dalamnya hampir tidak ada sedikitpun cahaya — tapi aku masih dapat melihat tangga batu yang menuju ke bawah tanah.

“Ayo pergi.”

“Baiklah.”

Beberapa detik kemudian, kami menginjakkan kaki menuju kedalam Tomb Labyrinth.

***

Tomb Labyrinth — Paladin, Ray Starling

Jika aku mempertimbangkan waktu di dunia nyata, baru kemarin kakakku mengatakan kepadaku tentang Tomb Labyrinth, namun, di dalam game, telah berlalu tiga hari penuh sejak saat itu. Itu terjadi saat istirahat sejenak yang kami lakukan saat berbelanja equipment-ku.

“Dungeon terbesar di Kerajaan ada tepat di dalam Ibukota-kuma.”

Setelah menginformasikan tempat perburuan yang ada di sekitar Ibukota yang cocok untuk pemula, kakakku memiliki sesuatu yang harus ditambahkan.

“Di dalam Ibukota? Apa maksudmu?”

“Dungeon bawah tanah di kota ini yang di sebut Tomb Labyrinth, yang merupakan dungeon terbesar di Kerajaan Alt — tidak, yang terbesar di seluruh benua dan ngomong-ngomong, tingkat paling bawah di isi oleh monster yang sangat kuat yang bahkan Demi-Dragon Worm akan di anggap sebagai ikan teri jika dibandingkan dengan mereka-kuma.”

Saat dia mengatakan hal itu, aku dan Nemesis menatap tanah di bawah kaki kami.

“Negara ini….. tidak akan hancur sebelum kembali berperang melawan Dryfe…. Kan?”

“Tomb Labyrinth adalah sebuah dungeon suci, jadi monster yang ada di dalamnya tidak mungkin melarikan diri-kuma.”

“Sebuah Dungeon Suci?”

Karena aku terus menanyakan maksud dari kalimat yang baru saja kudengar, kakakku segera memulai penjelasannya.

…… Dia benar-benar suka menjelaskan, huh.

“Baiklah, ada dua jenis dungeon di dalam game ini. Yang pertama adalah Dungeon Alami. Ini adalah sebuah tempat yang “awalnya bukan merupakan sebuah dungeon tetapi menjadi sebuah dungeon karena beberapa alasan”. Old Reve Orchard dimana kau bertarung melawan “Demi-Dragon Worm” adalah salah satu contohnya-kuma.”

Dia kemudian memberikan contoh Dungeon Alami yang lain, seperti sebuah sarang yang dibuat oleh monster berkecerdasan tinggi dan hal seperti sebuah benteng yang di serang oleh monster.

“Yang satunya adalah Dungeon Suci, atau “sesuatu yang, sejak awal, telah dibangun di dunia ini sebagai sebuah dungeon”. Dengan kata lain, sebuah dungeon yang dibuat oleh admin.”

“Oh, sungguh?”

“Jika dibandingkan dengan Dungeon Alami, ada tiga perbedaan besar-kuma. Yang pertama adalah monster yang berada di Dungeon Suci tidak akan bisa melarikan diri ke dunia luar-kuma.”

Jika tidak, akan terlalu berbahaya untuk tinggal di Ibukota.

“Kedua, mengabaikan faktor-faktor ekosistem, contohnya, monster yang ada di sana akan di respawn secara otomatis.”

Respawn, huh?

Bukan hanya kepribadian dan gaya hidup penduduk di sini yang realistis, tapi ekosistem monster-nya juga. Ada monster yang memiliki jenis kelamin jantan dan betina, yang kemudian akan berkembang biak — mereka bukan hanya asal muncul di suatu tempat. Sama seperti fakta bahwa tian yang mati tidak akan bangkit lagi, monster juga dapat berjalan menuju kepunahan jika mereka diburu secara berlebihan,

Namun, itu berbeda dengan monster yang ada di Dungeon Suci: menurut kakakku, mereka akan di respawn secara tak terbatas di sana. Kelihatannya itu juga menjelaskan fakta bahwa monster undead akan muncul bahkan tanpa satupun mayat di sekitarnya.

“Ketiga, ada seekor monster boss yang ditempatkan di tempat-tempat tertentu di dalam dungeon, dan selain item drop, ada sebuah hadiah saat mengalahkan mereka-kuma.”

Sama dengan pasokan monster yang tidak pernah berhenti, kotak harta juga akan di respawn secara tak terbatas, grade mereka akan menjadi lebih tinggi semakin dalam tingkat lantai dungeon itu; di bagian terdalam dari Tomb Labyrinth, akan menjadi hal yang wajar jika sebuah item yang dapat di jual dengan harga 1 juta lir, jatuh dalam jumlah besar.

Kurasa kamu dapat mengatakan hal itu sebagai sumber kekayaan tak terbatas.

“Ada Dungeon Suci lain diluar sana, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mudah dimasuki seperti yang satu ini. Tidak akan berlebihan jika dikatakan, dari sudut pandang player, ini adalah keuntungan terbesar yang dimiliki Kerajaan: dalam rangka untuk mendapatkan akses ke Tomb Labyrinth, kau hanya perlu menjadi Master yang berafiliasi dengan Altar dan memiliki item “Izin” .”

Dia kemudian berhenti sejenak, dan berkata…..

“Itulah salah satu alasan kenapa sebuah negara yang sama-sama di berkati dengan tanah yang subur — Dryfe — menyerang Kerajaan Altar. Karena jika mereka tidak mengalahkan Kerajaan, mereka tidak akan pernah bisa memasuki Tomb Labyrinth.”

Dryfe mungkin berpikir bahwa Altar adalah sebuah negara yang memiliki sumber harta karun tak terbatas, huh.

“Lalu, kakak, bahkan setelah menemukan sebuah kostum yang cocok untuk menyembunyikan dirimu, kamu tidak pernah meninggalkan Kerajaan Altar untuk pergi ke negara yang kamu suka karena kamu ingin menjelajahi dungeon itu.”

“Yah…. Aku jarang mengunjungi tempat itu-kuma,”

Sekarang itu adalah sebuah kejutan.

“Kenapa?”

“….. Bentuk kelima dan ke atas dari Baldr sangat besar sehingga aku tidak dapat menggunakannya di dalam dungeon itu-kuma.”

“…”

Aku tidak akan mengatakan bahwa itu adalah sebuah kasus “Lebih banyak bukan berarti lebih baik” , tapi hal itu mengingatkanku bahwa semua yang memiliki kekuatan, pasti memiliki kelemahan.

Juga, Embryo seperti apa yang kau miliki yang bahkan bisa lebih besar dari pada sebuah tank, kakak beruang…

***

Jadi, sekarang, Nemesis dan aku sedang menjelajah tempat yang disebut Tomb Labyrinth itu. Meskipun aku menduga bagian dalamnya akan gelap gulita — karena merupakan sebuah labirin bawah tanah — bagian dalam dungeon itu secara mengejutkan memiliki cahaya remang-remang. Kelihatannya, tembok dan langit-langit tempat ini dipasangi batu yang dapat memancarkan cahaya. Karena mereka tetap bersinar meskipun berada di dalam kegelapan, batu itu seharusnya adalah fluorit… tapi yah, ini adalah sebuah dunia fantasi, jadi kurasa pasti ada berbagai macam jenis batuan di seluruh dunia.

Setelah berjalan menuruni tangga selama 3 menit, aku akhirnya sampai di sebuah lorong datar yang terbuat dari batu; lorong ini sangat luas yang bahkan dapat menampung sepuluh atau lebih orang yang berjalan berdampingan. Berkebalikan dengan hal itu, langit-langit tempat ini tidak terlalu tinggi, dan jika seseorang sebesar kakak beruangku mencoba berburu disini, mereka pasti akan menyangkut ke langit-langit itu. Karena dinding dan langit-langit juga terbuat dari batu, aku percaya bahwa kamu bisa menghancurkannya berkeping-keping, tapi saat aku mencoba memotong mereka menggunakan Nemesis, Aku tidak dapat meninggalkan satupun goresan di permukaannya.

Hmm, kelihatannya dungeon ini tidak dapat dihancurkan.

“Aku khawatir karena Tomb Labyrinth adalah sebuah nama yang menakutkan, tapi saat kita berada disini, dungeon ini terlihat cukup rapi.”

“Ya, itu benar. Mungkin ada sejenis efek yang membersihkan-nya setiap saat.”

Kurasa para admin lebih memprioritaskan pengelolaan dungeon ini secara langsung dari pada dunia luar yang terkesan lebih nyata.

“Aku penasaran tentang apa yang dapat terjadi di kuburan bawah tanah, tapi jika hanya seperti ini maka aku tidak perlu khawatir. Mari kita tepas setiap monster yang ada di sini!”

“Kamu tidak tahu? Kelihatannya, hanya monster bertipe undead yang muncul di lantai ini.”

“… Eh?”

Aku menunjuk bagian dalam dari lorong ini.

Berbicara tentang setan…. Di arah yang aku tunjuk, ada seseorang yang mengenakan kain… atau lebih tepatnya, ada seekor monster yang hanya terbuat dari tulang manusia dan mengenakan kain. Sebagai bukti bahwa itu adalah seekor monster, nama “Civil Skeleton” di tampilkan tepat di atas tulang itu.

Tanpa membawa satupun senjata, monster itu hanya mendekatiku dengan tangan terentang, bersamaan dengan bunyi gemeretak yang menyertai setiap gerakannya. Bagian “Civil” yang ada pada namanya menunjukkan bahwa, tulang itu adalah milik rakyat biasa, bukan milik seorang prajurit atau ksatria.

Baiklah, aku mungkin mengatakan hal itu, tapi karena ini adalah sebuah Dungeon Suci, monster disini muncul secara alami, jadi itu bukan benar-benar mayat milik orang yang sudah mati. “Undead Citizen” adalah penjelasan sederhana untuk monster semacam itu. Yah, kemungkinan besar itu akan berbeda jika kita membicarakan tentang “Skeleton” yang muncul di luar dungeon ini, dimana mereka benar-benar berasal dari mayat manusia.

Dan, hm…. Aku mungkin tidak pernah memikirkan hal ini di dalam manga atau game, tapi sekarang aku penasaran tentang bagaimana tulang yang terpencar dan melayang di sekitar mayat itu bisa bergabung. Tidak ada hal yang menghubungkan mereka — seperti otot — jadi bagaimana mereka bisa bergerak bersama-sama adalah sebuah misteri, bahkan tidak ada apapun di ruang untuk sendi mereka; apalagi, akan terlalu menakutkan untuk melihat salah satu “Skeleton” itu dalam grafik “dunia nyata” yang dimiliki oleh Infinite Dendrogram. Maksudku, melihat tulang yang sedikit tertutupi cairan tubuh berwarna merah dan kuning yang mengering? TIDAK, terlalu nyata untukku.

Untuk saat ini, aku benar-benar bersyukur telah memilih grafik gaya anime di game ini.

“………….”

“Nemesis?”

“…………..”

Dia tidak merespon.

Kelihatannya dia sedang mengosongkan pikirannya, dan mengeluarkan setiap pikiran yang mengganggu.

Yah, aku akan menggunakannya untuk menebas dan bertarung melawan musuh semacam itu, jadi…..

“Lalu, ayo kita lakukan!”

Aku menebas “Skeleton” itu menggunakan Nemesis yang berada dalam bentuk pedang panjang. Monster itu hanya menjulurkan tulang jari tipis ke arah kami — dan seluruh tangannya langsung hancur. Lalu, menggunakan momentum dari serangan itu, aku melanjutkan dan menggunakan sisi datar milik Nemesis untuk mengirimkan ayunan penuh ke arah tempurung kepala milik “Skeleton” itu. Seperti yang diduga, setelah menerima serangan dari sebuah senjata tumpul, kepala monster itu hancur berkeping-keping.

Kelihatannya, satu serangan cukup untuk mengalahkan monster itu, karena aku menerima Exp beberapa detik kemudian. Jumlahnya lebih sedikit dari serigala yang kemarin, tapi dari pertahanan yang kurasakan melalui seranganku, aku telah menduga hal itu. Bahkan, informasi itu kelihatannya akurat, dan monster yang ada di lantai atas memang memiliki level yang sama dengan monster yang ada di tempat perburuan. Dengan ini, aku dapat melakukan leveling di sini.

“….. Aku penasaran apakah kita bisa melakukan hal itu dengan sedikit mungkin kontak fisik dengan hal itu…..”

“Dengan kondisi kita yang sekarang, dapatkah kita melakukan sesuatu selain menebas dan menyerang mereka?”

Aku masih belum mendapatkan satupun serangan sihir dan Nemesis hanya memiliki dua skill: Counter Absorption , sebuah skill defensif, dan Vengeance is Mine , sebuah skill counter yang membutuhkan kontak. Yah, aku telah membeli beberapa item sihir yang dapat di gunakan, tapi mereka memiliki jumlah yang terbatas. Tidak ada cara lain selain melakukan serangan jarak dekat.

“Memang, anda benar….. namun, ini adalah sebuah tekanan mental.”

“ “Skeleton” yang ada di sini masih agak mendingan, bukan?”

Tentu saja, karena mereka bukan mayat seseorang yang berubah menjadi monster. Karena hal itu, bahkan jika mereka menakutkan, kurasa monster itu cukup “bersih”. Mereka cukup kering dan segar.

“Hmm….. jika anda mengatakannya demikian, maka ini terasa agak lebih baik.”

“Tepat. Ah, ada monster lain di sebelah san…..”

“………………………….…….”

Aku dan Nemesis berdiri mematung melihat kemunculan monster tertentu dari sudut lorong. Seperti “Skeleton” , itu sudah pasti adalah sebuah tipe undead. Namun, monster itu lebih tebal dari “Skeleton” . Kenapa aku mengatakan hal itu? Karena ada sedikit daging dipenuhi belatung yang menempel pada tulangnya.

Di seluruh tubuh monster itu, ada beberapa tempat tanpa daging busuk itu; apalagi, dari tempat-tempat itu mengalir cairan tubuhnya, kadang berwarna kuning, kadang berwarna merah ke hitaman. Infinite Dendrogram dikatakan memiliki simulasi kelima indra yang sempurna, dan benar saja, bau busuk yang di keluarkan oleh monster itu terlalu kuat — sampai tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Terakhir, nama “Wound Zombie” ditampilkan di atas kepala monster itu.

Setelah melihat keanehan dari dunia lain itu, penyidik melakukan pengecekan 1/1d6 SAN untuk…

“….. Hah! Ada terlalu banyak hal horor di sini sampai-sampai pikiranku terbawa ke game yang lain!”

Oops, monster itu terlalu horor dan aku tidak punya pilihan lain…..

Bagaimanapun, aku seharusnya telah menduga bahwa di sarang undead, bersama dengan “Skeleton” , “Zombie” juga dapat muncul. Dan berbeda dengan “Skeleton” , “Zombie” itu mengerang saat dia mendekati kami dan cairan tubuh tersebar kemana-mana.

“Baiklah, ayo kita lakukan.”

“Ap-!? Tung-tunggu dulu! Pastinya anda tidak berencana menggunakan saya untuk menebas hal itu, kan!?”

“….. itu bukan mayat sungguhan, itu hanyalah seekor monster yang dibuat oleh dungeon.”

“Oh tidaktidaktidaktidak! Saya tidak peduli dari mana dia berasal! Saya hanya tidak mau memotong hal mengerikan itu!”

“Nemesis.”

Kepada Nemesis yang sangat serius tidak ingin melakukan hal itu, Aku….

“Aku akan membersihkanmu saat kita pulang, jadi tolong tahan hal ini.”

“TIDAAAAAAAK!?”

Aku mengangkat Nemesis yang sedang berteriak dan berlari menuju “Zombie” itu.

***

Tomb Labyrinth — Paladin Ray Starling

“Sniff… hic…..”

Saat ini aku sedang berkeliling di sekitar Tomb Labyrinth sambil memegang Nemesis di satu tangan, isak tangisnya membuat dirinya terlihat seperti senjata terkutuk. Sejak pertarungan pertama kami, kami telah mengalahkan 12 “Zombie” , 30 “Skeleton” dan bahkan lima monster bernama “Haunted Spirit” . Dengan semua Exp yang kudapat, aku telah naik level sebanyak dua kali dan sekarang berada di level 7, dengan total HP-ku yang telah melewati angka 1000.

“Daging busuk…. Belatung….”

Pertarunganku dengan para “Zombie” itu layaknya sebuah film gore, dan tampaknya dampak yang di terima oleh SAN point milik Nemesis terlalu besar. Untungnya jumlah Exp yang mereka berikan jauh lebih besar dari pada para “Skeleton” , ditambah dengan peluang kemunculan yang lebih tinggi dari monster tulang itu. Oh, dan yang terbaik adalah hanya item yang mereka jatuhkan saja yang tersisa setelah mereka dikalahkan, jika tidak, Nemesis dan equipment-ku akan berada di kondisi yang mengerikan saat ini, tertutupi oleh potongan daging dan cairan tubuh.

“Ugh, saya tidak menyangka anda memiliki sisi sadis pada kepribadian anda….”

“Hei, aku tidak melakukannya karena aku ‘sadis’. Itu hanyalah sesuatu yang harus dilakukan.”

“…. Bagaimana dengan ayunan penuh itu? Mereka terasa cukup ‘banyak’, anda tahu…?”

“Jangan pikirkan hal itu.”

Mungkin karena mereka adalah undead, struktur tubuh mereka sangat rapuh dan hanya dengan sebuah serangan dari Nemesis, mereka akan hancur berkeping-keping dengan mudah. Bahkan mempertimbangkan semua adegan gore yang kami sebabkan, kamu dapat mengatakan bahwa sebuah ayunan penuh dari sebuah pedang panjang adalah serangan yang cukup efektif. Itu juga terasa sangat menyegarkan, sama seperti bermain sejenis game barat.

Ngomong-ngomong, dibandingkan dengan erangan “Zombie” itu, teriakan Nemesis saat ada daging monster itu yang menempel padanya, jauh lebih keras; di sepanjang jalan, aku menjadi terbiasa dengan mereka dan menganggap teriakan itu hanyalah sebuah BGM. Hm, mungkin aku cukup cocok untuk berperan sebagai “karakter utama dalam sebuah game zombie”.

“Oh, pada akhirnya aku menggunakan separuh dari “Gem” yang kupersiapkan untuk bertarung melawan monster jenis             “Spirit” .”

Aku dapat menangani “Skeleton” dan “Zombie” sendiri, tapi lain ceritanya dengan “Spirit” . Dengan monster hantu sebagai contoh dari jenis ini, monster itu memiliki kemampuan khusus yaitu, benar-benar kebal terhadap serangan fisik. Selain itu, bukannya mengurangi HP-mu, serangan mereka menyebabkan efek status abnormal kepada player, yang mengurangi MP dan SP kita.

Pada dasarnya, aku memiliki kompatibilitas yang sangat buruk saat melawan mereka.

Aku sama sekali belum mempelajari skill serangan sihir, jadi aku tidak dapat melakukan apapun. Secara teori, skill Vengeance is Mine dapat mempengaruhi tubuh mereka, tapi itu tidak akan berguna karena kemampuan skill itu adalah mengembalikan damage yang mengurangi HP dua kali lipat — serangan yang memberikan damage pada MP dan SP tidak termasuk dalam hal itu. Kebetulan, aku menyebutkannya ‘secara teori’ karena aku belum dapat mengetes skill itu kepada mereka. Tentu saja, karena Vengeance is Mine adalah salah satu skill karakteristik milik Nemesis, situs strategi sama sekali tidak memiliki informasi tentang hal itu. Kelihatannya mereka hanya memahami Embryo secara garis besar.

Setelah aku membaca di wiki bahwa monster “Spirit” muncul di Tomb Labyrinth, aku segera menyadari bahwa aku harus mempersiapkan rencana untuk melawan mereka. Itulah sebabnya, sebelum datang ke sini, aku membeli beberapa item yang dapat melawan monster itu.

Sering terlihat di game yang lain juga, mereka adalah item sekali pakai yang memungkinkan player untuk mengeluarkan serangan sihir. Dan item yang biasanya disiapkan untuk melawan “Spirit” adalah item yang saat di gunakan akan mengeluarkan tombak cahaya dengan atribut suci. Mereka memiliki efek instant kill pada monster “Spirit” di lantai ini.

Namanya adalah “Gem – White Lance ” , item kecil berbentuk kristal ini dijual seharga 1000 lir perbuah. Kalau dipikir-pikir, menghabiskan 10.000 yen untuk sebuah serangan mungkin terbilang cukup mahal, tapi aku masih membeli 10 buah item itu; mungkin jumlah yang telah kukeluarkan untuk membeli “Izin” itu telah menumpulkan akal sehatku pada uang.

“Baiklah….”

Sampai sekarang aku telah menggunakan lima buah “Gem” selama penjelajahan dungeon ini. Jika aku mempertimbangkan perjalanan kembali ke pintu masuk, ini sudah saatnya untuk kembali.

Namun……

“Saya penasaran berapa banyak uang yang akan kita dapatkan dai item drop itu…”

Itu memang sebuah masalah.

Aku tidak berharap dapat mengembalikan uang yang terbuang sia-sia setelah membeli “izin” itu, tapi aku ingin setidaknya mendapat cukup banyak uang untuk membayar “Gem” itu. Jika tidak, akan menjadi semakin sulit untuk leveling disini karena uang hasil penjualan “Full Body Armor” itu akan segera habis. Monster jenis “Zombie” dan “Skeleton” memang menjatuhkan banyak item, tapi kelihatannya mereka tidak memiliki harga yang mahal di pasaran: ada item seperti pakaian compang-camping dan pecahan tulang — hal-hal yang membuatmu berpikir apa gunanya item seperti itu.

Bahkan item yang biasanya digunakan oleh para undead sebagai equipment.. sayangnya tidak dimasukan. “Zombie” dan “Skeleton” dari lantai ini hanya memiliki pakaian, mereka tidak memegang satu senjatapun. Jika ada monster binatang disini, maka mereka setidaknya akan meninggalkan sesuatu yang dapat dijual, contohnya seperti taring atau kulit…. Tapi yah, bagaimanapun, aku tidak dapat melakukan apapun pada hal ini.

“Ayo kita mencoba menjelajahinya sedikit lebih lama lagi, aku masih belum menemukan tangga menuju lantai selanjutnya.”

Mungkin kami bahkan dapat menemukan kotak harta di sepanjang jalan; tempat ini adalah sebuah dungeon, tapi aku belum menemukan satupun dari hal itu sampai saat ini.

“Baiklah…ah, ngomong-ngomong, Master.”

“Ada apa?”

“Saat kita kembali, Saya akan membuat anda membersihkan saya seperti yang anda janjikan.”

“Ok ok.”

Begitu, meskipun di telah bebas dari potongan daging dan cairan tubuh milik monster-monster itu — yang secara otomatis menghilang sesaat setelah monster itu dikalahkan — Nemesis masih merasa, di dalam pikirannya bahwa dia harus membersihkan dirinya.

***

Lima menit kemudian, kami menemukannya. Memiliki desain yang sama dengan yang kami gunakan di pintu masuk untuk mencapai tingkat dungeon ini, itu adalah sebuah tangga yang, kemungkinan besar, menuju ke lantai kedua.

“Jika tangganya ada disini, kurasa kita akhirnya sampai ke ujung lantai pertama.”

“Dan tidak ada boss disini…..”

“Aku dengan mereka hanya muncul setiap lima lantai.”

Aspek dari Tomb Labyrinth akan berubah setiap lima lantai.

Berdasarkan informasi yang aku kumpulkan, dari lantai pertama sampai lantai kelima, bukan hanya tempat itu adalah sebuah sarang undead, tapi boss yang berada di ujung lantai kelima juga merupakan monster undead; selain itu, boss yang muncul disana di pilih secara acak dari beberapa kemungkinan monster boss yang ada.

Ketika boss berhasil dikalahkan, jalan menuju lantai ke enam akan terbuka dan, mulai dari sana, tempatnya akan berubah menjadi rumah dari para monster tanaman.

Kebetulan, tipe dan kekuatan monster yang muncul di dungeon ini akan terus berubah berdasarkan jumlah lantai yang terlewati: lantai ke-11 sampai ke-15 memiliki monster binatang, sedangkan monster “oni” mendominasi lantai ke-16 sampai ke-20. Situs strategi hanya memiliki informasi sampai ke lantai 45, dan kelihatannya monster kelas naga muncul disana. Karena monster boss di lantai itu luar biasa kuat, monster itu belum bisa dikalahkan sampai saat ini, jadi area yang berada di bawah lantai itu di sebut “wilayah yang belum tersentuh” oleh para player.

Yah, itu mungkin di sebut “belum tersentuh”, tapi sesungguhnya, kami hanya tau bahwa, di antara orang yang berkontribusi di wiki atau menangani situs strategi, tidak ada seorangpun yang berhasil mengalahkan monster lantai itu. Bahkan mungkin ada orang yang memutuskan untuk menyembunyikan informasi tentang lantai 46 dan selebihnya, dan menikmati keuntungan itu sendirian.

Bagaimanapun, tidak ada gunanya memikirkan tempat yang tidak ada hubungannya denganku.

Untuk saat ini, ayo kita akhiri dan kembali. Meskipun cukup puas dengan Exp yang kudapatkan disini, biayanya terlalu besar. Setelah naik level, aku harus masuk lebih dalam lagi ke dungeon ini — dan “Spirit” yang ada disana mungkin dapat bertahan sebuah serangan “Gem” , jadi biaya yang harus ku keluarkan mungkin akan jauh lebih meningkat.

Hanya saja, bagaimana aku harus menangani hal itu….

“Master.”

Saat aku sedang melamun, Nemesis memanggilku.

Dari nada suaranya, itu adalah sebuah peringatan.

“Apa yang terjadi?”

“Seseorang datang dari tangga ini.”

Aku segera mengalihkan perhatianku ke arah tangga.

Clunk, clunk… saat aku menajamkan pendengaranku, aku dapat mendengar sebuah suara langkah kaki berat yang bergema di bawah sana. Karena monster seharusnya tidak bisa bergerak dari lantai satu ke lantai lain, kurasa suara itu berasal dari seorang player. Mungkin itu adalah player lain yang menjelajahi dungeon ini dan memutuskan untuk kembali juga.

Namun, ada sesuatu yang aneh dari langkah kaki itu.

Biasanya, jika seseorang hendak melakukan penjelajahan dungeon — dari pada hanya melakukan leveling di lantai atas, sepertiku — mereka seharusnya datang dalam sebuah party.

Saat hal itu melintas di dalam pikiranku, langkah kaki berat itu…. tiba-tiba berhenti.

— Sesaat kemudian, “sesuatu” menjulur keluar dari bawah tangga.

Itu sangat cepat. Bahkan aku hampir saja tidak dapat menyadarinya meskipun aku berada cukup jauh dari tangga itu. Dan saat pikiranku memproses hal itu, benda itu telah berada di depan mataku. Benda yang datang dengan kecepatan luar biasa itu, tak diragukan lagi, adalah sebuah serangan yang di arahkan kepadaku.

““Counter Absorptiooon! ””

Sesaat setelah Nemesis dan aku selesai meneriakkan nama skill itu, benda itu menabrak dinding cahaya yang muncul didepan kami.

Itu adalah sebuah rantai.

Ada benda berbentuk piramid yang terpasang di ujungnya, dan meskipun aku telah berhasil melindungi diriku dari benda itu, rasa intimidasi yang kurasakan dari benda itu menjadi semakin besar; Jika bukan karena dinding Counter Absorption , aku yakin kepalaku pasti sudah hancur.

“Tekanan….. ini…..!”

Nemesis berteriak dalam penderitaan. Dia tidak pernah menunjukkan reaksi seperti itu saat dia menahan serangan Demi-Dragon Worm dan peluru setan itu.

Dengan kata lain, serangan ini…. Memiliki level yang lebih tinggi dari pada mereka…!

“Lebih, dari ini, maka….!”

Dinding cahaya, yang sampai saat ini telah berhasil menangkis semua serangan yang diterimanya, menunjukkan retakan sedikit demi sedikit….

“Ngh!”

Tepat sebelum dinding itu hancur, rantai itu berhenti dan kembali ke bawah tangga. Namun, itu hanya dapat berarti satu hal….

“Serangan kedua akan datang! Bersiaplah!”

Itu adalah sebuah persiapan untuk serangan kedua.

Merasakan hal itu, aku segera melompat ke belakang untuk mendapatkan lebih banyak jarak.

Namun, aku sedang kebingungan. Aku hanya memiliki satu stock yang tersisa untuk Counter Absorption , jadi aku hanya dapat bertahan melawan serangan selanjutnya dari rantai itu. Setelah itu? Aku tidak akan dapat melakukan apapun.

Apa yang harus aku lakukan sekarang….!?

“……………?”

Namun, meskipun aku telah sepenuhnya siap untuk menerima serangan berikutnya…. Serangan itu tidak pernah datang.

Tidak ada tanda-tanda munculnya rantai itu dari bawah tangga; malahan, suara langkah kaki yang sebelumnya berhenti, sekarang kembali terdengar.

“Master…. Apa yang akan Anda lakukan?”

Aku sudah mengetahui apa yang ingin dikatakan Nemesis. Apakah kamu ingin berbalik dan melarikan diri saat ini? Atau apakah kamu ingin menghadapi siapapun yang datang dari tangga itu?

Dari serangan yang memulai segalanya, aku dapat memahami bahwa perbedaan kekuatan kami terlalu besar, dan kami tidak mungkin menang melawan musuh seperti itu. Aku merasa bahwa mereka bahkan lebih kuat dari pada PK yang telah membunuhku. Jika mungkin; aku ingin menyelesaikan hal ini tanpa bertarung.

Terlepas dari itu, kemungkinan rantai itu akan menyerangku saat aku berbalik dari tangga itu melintasi pikiranku, jadi aku hanya bisa berdiri diam, dan bersiap untuk menggunakan skill Nemesis kapan saja. Maka, melarikan diri tidak lagi menjadi sebuah pilihan.

Hal ini tidak akan berakhir bagus bagiku, tidak peduli pilihan mana yang kuambil….

Aku hanya bisa berjudi pada satu hal.

Setelah mereka akhirnya muncul dan melancarkan serangan selanjutnya, aku akan meniadakannya dan mengembalikan damage yang diberikan musuh melalui dua serangan itu, dua kali lipat. Akankah aku bisa mengenainya? Apakah itu cukup untuk mengalahkan mereka? Sejujurnya aku tidak tahu, tapi hanya itulah pilihan yang tersisa. Kelihatannya, Nemesis juga telah menentukan pilihannya, pikiran dan perasaan kami benar-benar sangat cocok.

Akhirnya, langkah kaki itu menjadi lebih keras…. Dan ada seseorang yang muncul dari tangga.

Dia masih muda, tapi kelihatannya beberapa tahun lebih tua dariku. Meskipun wajahnya terlihat cukup tampan, matanya hampir tidak terbuka — yang disebut “mata sipit”. Selain itu, keanehan terbesar yang dimiliki pria itu adalah pakaian yang dia kenakan.

Mengenakan beberapa Armor logam ringan, yang mirip dengan seri “Riot” yang aku gunakan, karena suatu alasan dia juga mengenakan hakama di pinggangnya. Lalu, kakinya dilindungi oleh sepasang sepatu logam, dan dia memegang tiga buah rantai — yang sama dengan rantai yang tadi — di kedua tangannya, dan mengenakan cincin di setiap jarinya. Sementara sebuah topi yang dihiasi bulu menutupi kepalanya, ada sebuah mantel biru ang menggantung di bahunya.

Saat melihat bagian-bagian pakaian itu secara terpisah, mereka terlihat baik-baik saja, tapi jika aku melihat seluruh gambarannya, “aneh” adalah satu-satunya kata yang muncul di pikiranku. Itu memang seperti sesuatu yang sering kamu lihat di dalam game, saat memilih equipment untuk mendapatkan efek terbesar dan berakhir memiliki penampilan yang gila karena kombinasi pakaian. Oh, kenapa aku berpikir bahwa itu adalah pakaian kelas tinggi? Sederhananya, bahkan dengan mata awam, masing-masing bagian pakaian itu terlihat indah.


Pria aneh itu mengirimkan tatapan ke arahku dan…..

“….. Jadi itu benar-benar manusia.”

Menghela nafas setelah mengatakan hal itu.

Kemudian…..

“Aku 100% yakin bahwa kamu adalah sejenis monster boss yang muncul dan menyerang begitu saja! Tolong maafkan aku! Aku sungguh minta maaf!”

“….. Eh?”

Dia membungkuk dan meminta maaf kepadaku.

Belum ada Komentar untuk "Infinite Dendrogram v1 c4 p1 Bahasa Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel